Senin, 30 Desember 2013

Obat Herbal Untuk Asam Urat: 1001 Khasiat Jahe



1001 Khasiat Jahe

Jahe, lebih dari sekadar bumbu dapur, karena terbukti manjur mengusir berbagai penyakit. Bahkan NASA, pernah tertarik meneliti khasiat jahe untuk mengatasi mabuk para awaknya.
Tiada yang tahu persis asal mulanya tanaman Jahe. Namun jahe alias Zingiber Officinale telah dikenal sebagai bumbu dapur yang berkhasiat sebagai tanaman obat sejak ratusan atau bahkan mungkin ribuan tahun yang lampau.

Di Cina, jahe kering telah dipakai sebagai bahan baku obat oleh seorang tabib yang hidup pada zaman Kaisar Shen Nong, yang hidup pada 2000 tahun Sebelum Masehi. Di Cina juga ditemukan dua buku kedokteran yang pertama kali membahas khasiat jahe segar pada tahun 500 Masehi.

Selain di Negeri Tirai Bambu, yang dikabarkan telah mengenal jahe 2000 tahun sebelum masehi adalah India. Negara-negara Barat juga banyak memanfaatkan jahe sebagai obat tradisional.
Setidaknya itu dibuktikan dengan bahasan khasiat tanaman jahe yang tertulis pada buku kedokteran Angio-Saxon yang terbit pada abad ke-11. Dua abad kemudian, jahe merupakan bumbu dapur yang sangat popular di Inggris, setelah lada hitam.
Harga bumbu dapur ini juga ketika itu selangit; untuk memperoleh 1 pon (setengah kilogram) jahe, harus mengeluarkan uang yang nilainya setara dengan harga seekor domba.

Sejarah Pengobatan

Di Cina, jahe segar (fresh ginger) dianggap berbeda dengan jahe kering (dried ginger). Bahkan ada seorang ahli tumbuh-tumbuhan (herbalist) kuno yang mengira jahe berasal dari dua tanaman yang berbeda.

Jahe segar disebut sheng-jiang, sedangkan jahe kering, gan- jiang. Ahli pengobatan sering memakai jahe segar untuk mengusir ‘hawa dingin’ atau 'racun’ dan mengurangi rasa mual. Sementara jahe kering dipakai untuk menyembuhkan kekurangan 'Yang' ('hawa dingin’) pada nyeri lambung, nyeri perut, diare, batuk, dan rematik.

Di India, Jahe segar juga dimanfaatkan untuk mengobati mual, mengobati asma, obat batuk tradisional, dan rasa nyeri yang hebat dan mendadak (kolik), juga dipakai untuk mengatasi jantung berdebar-debar, gangguan pencernaan (dispepsia), nafsu makan menurun, dan rematik.
Bahkan, pada abad ke-19, sari jahe menjadi obat asma dan batuk yang populer di India. Untuk obat batuk, sari jahe dicampur jus bawang putih segar dan madu, sedangkan untuk meredakan mual, jahe segar ditambah sedikit madu dan sejumput bulu burung merak bakar.
Bubuk jahe segar juga bisa dicampur air, kemudian diaduk hingga berbentuk pasta dan dioleskan di pelipis untuk meredakan sakit kepala.

Obat Herbal Untuk Asam Urat

Kebanyakan orang Eropa, minuman teh jahe (ginger tea) untuk mengatasi gangguan pencernaan. Dalam buku ‘The Family Herbal’ (terbit pada tahun 1814), seorang dokter berkebangsaan Inggris, Robert Thorton, menyebutkan, bahwa minum dua atau tiga cangkir penuh teh jahe dapat mengurangi gejala gout (penyakit radang sendi akibat kelebihan asam urat), kembung, atau gangguan pencernaan (akibat terlalu banyak minum minuman keras). Thorton juga percaya bahwa jahe punya khasiat untuk memperlancar sirkulasi darah.

Penelitian Terbaru

Penelitian-penelitian modern ternyata rnemberi dukungan terhadap penggunaan ‘ramuan tradisional’ jahe ini. Dari hasil penelitian, ekstrak jahe, baik dari jahe segar maupun jahe kering, berkhasiat dalam mengatasi infeksi bakteri, infeksi jamur, kejang, nyeri, Iuka serta gangguan lambung, tumor, kram, dan reaksi alergi.
Ekstrak jahe yang diteliti adalah sesuai standar gingerol, yaitu ekstrak yang tidak kehilangan rasa dan aroma jahe yang tajam.

Penelitian terhadap binatang percobaan tikus yang dilakukan di Cina dan negara-negara Barat, menunjukkan bahwa jahe segar ampuh untuk meredakan nyeri dan infeksi. Percobaan in vitro (laboratorium) memperlihatkan bahwa jahe menghambat oksidasi (= bersifat antioksidan) sehingga dapat mengurangi risiko penyakit kanker dan juga menghambat pertumbuhan dari kuman.

Jahe juga bermanfaat untuk sirkulasi darah. Tumbuhan rimpang ini memiliki khasiat antikoagulan (anti pembekuan darah) yang lebih hebat daripada bawang putih atau bawang merah.
Jahe juga mampu menurunkan kadar kolesterol karena bisa mengurangi penyerapan kolesterol dalam darah dan hati.

Penelitian yang dilakukan oleh ahli-ahli dari Jepang rnemperlihatkan bahwa Jahe dapat menurunkan tekanan darah dengan jalan mengurangi laju aliran darah perifer (aliran darah tepi).
Para ahli juga ada yang mencoba Jahe untuk mengobati migren. Pengujian ini didorong terapi Ayurveda untuk mengobati gangguan pada sistem saraf. Khasiat jahe sebagai obat migren ini masih memerlukan penelitian lebih laniut.

Pada umumnya penelitian jahe diutamakan untuk mengetahui efeknya terhadap pencernaan. Di negara Cina, hasil penelitian yang dilakukan terhadap manusia menunjukkan bahwa minuman yang terbuat dari jahe segar dapat menurunkan sekresi asam lambung selama beberapa jam. Kemudian meningkat kembali setelah beberapa lama.

Penelitian lainnya, menyatakan bahwa akar jahe kering akan memperkuat lambung, usus halus, dan mencegah muntah.
Penelitian terbaru menunjukkan ekstrak aseton dan metanol yang berasal dari Jahe memiliki efek yang kuat untuk menghambat terjadinya tukak (Iuka) pada lambung.
Penelitian lainnya memperlihatkan bahwa gingerol mampu mengatasi efek toksisitas (keracunan) pada hati dengan jalan meningkatkan asam empedu.

Obat Antimabuk

Dari enam penelitian yang telah dilakukan mengenai khasiat jahe dalam mengatasi mabuk kendaraan, empat penelitian di Eropa terbukti berhasil sedangkan dua penelitian di Amerika menyatakan hasil yang negatif.
Sumber: Terapi Jahe & Bawang Putih (Wang Fuchun Duan Yuhua & Eddy Soetrisno)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar