Minggu, 22 Desember 2013

Pengertian Tanaman Obat: Terapi Jahe dan Bawang Putih



Bawang hijau, jahe, dan bawang putih memiliki ban yang menusuk dan sifat-sifat hangat dan mampu menyembuhkan demam dan sebagai obat herbal untuk pilek, dapat meningkatkan nafsu makan. Dalam kehidupan sehari-hari tanaman-tanaman ini merupakan penyedap yang tidak boleh tidak harus ada untuk memasak makanan yang lezat.
Pada waktu yang bersamaan, mereka juga merupakan tanaman peramu obat yang memiliki peran penting dalam pencegahan dan perawatan penyakit, yang sudah digunakan selama ribuan tahun.
Sudah sejak Dinasti Han Timur (S.M,25-220), bawang hijau digunakan secara umum oleh ahli pengobatan sebagai bahan peramu obat untuk merawat berbagai kondisi. Sebagaimana dikatakan dalam Materia Medica-nya Shen Nong, risalat me dis tertua yang masih ada, tangkai putih dari bawang hijau diusulkan untuk penyakit infeksi yang disertai demam pilek dengan rasa panas dingin, keringat, dan pembengkakan muka dan mata.
Penggunaan tanaman obat  ini untuk keperluan medis sudah dimulai sejak zaman yang sangat kuno, karena ia sangat mudah tumbuh dan tersebar luas di Cina, Khasiatnya sebagai ramuan sudah disebut-sebut dalam banyak buku medis dan buku berbagai ramuan sejak ditulisnya Materia Medica-nya Shen Nong.
Dalam Catatan-Catatan Informal dari Sinse-Sinse Terkenal yang ditulis berabad-abad yang lalu, kita mengetahui bahwa tanaman-tanaman ini dapat digunakan untuk menyembuhkan rasa nyeri di  kepala yang disebabkan oleh penyakit-penyakit infeksi yang disertai demam.
Pada masa Dinasti Ming (1368-1644), Li Shizhen, sarjana medis yang bernama besar itu, menyebarkan secara luas penggunaan klinis dari bawang hijau itu dengan memadukan pengalaman-pengalaman para spesialis medis pada zaman dinasti-dinasti terdahulu dan mengakumulasi pengetahuannya dari praktek klinis dan pengamatan.
Pada masa dinasti-dinasti Yuan dan Ming (1271-1644), tangkai putih dari bawang hijau digunakan untuk banyak penyakit medis, bedah, ginekologis, dan pediatris.
Menjelang Dinasti Qing (1644-1911), fungsi-fungsi dari bagian-bagian yang berbeda dari bawang hijau sudah dibedakan secara jelas.
Sebagaimana dinyatakan dalam Kompilasi Baru Materia Medica yang ditulis oleh Wu Yiluo, hawang hijau digunakan untuk meningkatkan keluarnya keringat dan sirkulasi qi (energi vital). Ia juga digunakan untuk meniadakan stagnasi dalam pembuluh-pembuluh darah dan memulihkan yang terutama sekali pada pasien-pasien yang mukanya memerah, suka muntah-muntah, dan sulit buang air kecil maupun air besar.
Wu Yiluo juga mempertegas perbedaan antara tangkai putih dan daun hijau: “Tangkai putih baunya menusuk dan bersifat hangat; daun hijau juga menusuk baunya, tetapi bersifat dingin".  Oleh karena itulah mereka digunakan untuk mengobat penyakit-penyakit yang berbeda.
Setelah bawang hijau digunakan secara luas dalam praktek klinis selama kurun waktu yang Iama sekali, para pakar pengobatan mendapatkan bahwa ia tidak cocok untuk dicampurkan bersama madu dalam resep yang sama, tetapi campuran dari kedua bahan peramu ini merupakan resep yang efektif untuk infeksi gusi.

Khasiat JAHE


Jahe ditanam secara luas di Cina dan berbagai bagian dunia, dan ramuan-ramuan jahe yang berbedabisa menghasilkan efek-efek terapeutis yang berbeda. Sari yang diperas dari akar yang segar dinamakan sari jahe, dan kulit akarnya dinamakan kulit jahe.
Jahe panggang adalah obat yang dibuat dengan memanggang jahe di atas api, tetapi jahe kering dibuat dengan menjemurnya secara langsung di udara terbuka.
Jahe pertama kali disebut-sebut  dalam Catatan-Catatan InformaI dari Sinshe- Sinshe Terkenal sebagai tanaman peramu yang berguna untuk mengobati penyakit infeksi yang disertai deman pilek dengan rasa nyeri di kepala, hidung mampat, batuk-batuk, napas pendek, dan untuk menghentikan muntah.
Sejak itu jahe digunakan secara luas dan didiskusikan oleh banyak buku medis. Misalnya, dalam Sebuah Suplemen untuk Obat-Obat Ramuan yang ditulis oleh Chen Cangqi dari Dinasti Tang (618-907), sari jahe dinyatakan sebagai bermanfaat untuk menghilangkan efek toksik (meracun) dari obat-obatan dan untuk meningkatkan nafsu makan.
Oleh karena itulah, jahe sering digunakan untuk menghilangkan efek toksik dari banxia (Ternate Pinnelia), nanxing (Rhizoma Arisaematis), keracunan ikan dan kepiting, dan mengendalikan muntah.
Pada zaman Dinasti Ming, Li Shizhen menegaskan penggunaan jahe segar (mentah) dan jahe panggang: “Jahe segar digunakan untuk melenyapkan faktor-faktor patogenis dan jahe panggang untuk menyesuaikan limpa dan perut.” Belakangan, jahe panggang dianjurkan untuk perawatan pendarahan dan jahe kering untuk sindrom-sindrom limpa dan perut yang clisebabkan oleh masuk angin. Jahe kering adalah akar jahe yang dikeringkan.
Sebagaimana dinyatakan dalam Materia Medica-nya Shen Nong, ia digunakan untuk mengobati rasa sesak di dada, batuk-batuk, dan napas pendek, dan untuk menghangatkan limpa dan perut, menghentikan pendarahan, dan meningkatkan keluarnya keringat, mengobati radang sendi reumatik, dan mengendalikan disentri dan diare.
Dalam buku medis lain keempat fungsi jahe kering dicatat sebagai meningkatkan dan menunjang yang jantung, menyingkirkan deman pilek dalam organ-organ internal, melenyapkan qi pilek dari meridian, dan mengobati rasa nyeri di perut yang disebabkan oleh pilek.
Kulit jahe baunya menusuk dan bersifat sejuk clan bisa menghasilkan efek  diuretik (memperlancar  kencing) yang kuat. 
Kulit jahe biasanya dirarnu bersama fulingpi (kulit Poria), sangbaipi (Kulit Akar dari Murbei Putih) dan dafupi (Kulit Kemiri Areca) untuk membuat resep wupi yin ( Ramuan Rebus dari Kulit Lima Tumbuhan Jejamu) untuk memicu diuresis dan menyembuhkan sembab (pembengkakan).
Zhang Zhongjing, seorang tokoh medis dari Dinasti Han Timur (25-220), menciptakan banyak ramuan yang mengandung jahe, seperti xiao qinglong tang (Ramuan Rebus Tambahan Naga Hijau), guizhi tang (Ramuan Rebus Ranting Kayu Manis), sanwu beiji  tang (Ramuan Rebus Tiga Tumbuhan Jejamu untuk Keadaan Darurat), xiao chaihu tang (Ramuan Rebus Tambahan Akar Torowaks Cina), dachaichu tang (Ramuan Rebus Utama Akar Torowaks Cina), dan banxia xiexin tang (Ramuan Rebus Pinelia untuk Memadamkan Api dalam Perut).



Manfaat Bawang Putih

Bawang putih adalah akar umbi bakung yang kekal, yang mudah ditanam di mana-mana di Cina dan digunakan lebih dari ribuan tahun sebagai bahan peramu yang penting oleh rakyat jelata untuk mengobati parasitis, toksiksitas (keracunan), sembab dan pembengkakan, dan stasis darah (terhentinya darah di bagian tertentu tubuh).
Sebagai ba han peramu formal, bawang puiih pertama kali disebut dalam Komentar- Komentar  Mengenai Materia Medica-nya Shen Nong yang ditulis oleh Tao Hong jing (456-536). Baunya menusuk, sifatnya hangat, dan kegunaannya banyak.
Sebagaimana dikatakan dalam Cazatan-Catatan Informal dari Sinse-Sinse Terkena, bawang putih bisa menyembuhkan infeksi piogenis, mengusir patogen dingin dan menyembuhkan toksiksitas (keracunan).
Dalam Tang Materia Medica yang ditulis oleh Su Jing, disebutkan juga fungsi-fungsi dari bawang putih untuk membawa qi ke bawah dan meningkatkan pencernaan biji-bijian dan daging.
Pada waktu itu bawang putih juga digunakan secara eksternal untuk fertilisasi dan untuk moksibusi bawang putih. Sebuah irisan bawang putih dengan lobang-lobang jarum diletakkan di atas akupoin (titik akupunktur) atau Iuka-Iuka yang membengkak untuk di moksibusi dengan kerucut-kerucut moksa guna mengobati tuberkulosis nodus getah bening.
Dalam Esensi Pembedahan, yang ditulis oleh Chen Ziming pada masa Dinasti Ming, bawang putih diusulkan untuk perawatan radang di bawah kulit (bisul) pada tahap dininya.
Dalam koleksi Dietetic Materia Medica yang ditulis Shen Jilong dari Dinasti Qing, pasta bawang putih yang dicampur dengan minyak bijan dipakai sebagai obat luar untuk merawat berbagai infeksi piogenis.
Dalam sebuah buku yang ditulis oleh Wang Shixiong dari Dinasti Qing diuraikan juga penggunaan-penggunaan bawang putih. Bawang putih yang segar baunya menusuk dan sifatnya panas, bawang putih yang dimasak baunya harum dan sifatnya hangat.
Bawang putih bisa digunakan untuk melenyapkan udara yang dingin dan busuk dan patogen yin, membawa qi ke bawah, menghangatkan limpa dan perut, meningkatkan pencernaan biji-bijian dan daging, melepaskan rasa dingin yang berakumulasi, mengobati rasa-rasa nyeri akut di perut dan diare, memperlancar buang air kecil dan air besar, melenyapkan toksiksitas (keracunan) patogen-patogen kotor, meredakan distensi (peregangan) perut, membunuh parasit, memperlancar air, dan menghentikan pendarahan hidung.
Moksibusi dengan bawang putih bisa menyembuhkan radang di bawah kulit (bisul) dan selulitis (radang sel). Setelah Pasien ditiarapkan, pasta bawang putih sebanyak 500 mg disapukan di punggung mulai dari Dazhui (GV 14) sampai ke Yaoshu (GV 2) dan moksibusi dilakukan dl atas pasta bawang putih sampai bau bawang putih terdeteksi, lalu pasta bawang putih itu dibersihkan dengan air hangat.
Pasta bawang putih yang dicampur dengan sedikit minyak tumbuhan dipoles di sekeliling anus sebelum tidur untuk mencegah dan mengobati infeksi cacing tambang dan cacing kerawit.
Pada tahun-tahun belakangan ini, penggunaan bawang putih telah ditingkatkan secara mencolok dengan berhasilnya diobati kira-kira seratus macam penyakit dengan tumbuhan peramu ini. Diantaranya termasuk tuberkulosis paru-paru, batuk rejan, disentri, diare, influensa, usus buntu, dan hipertensi.
Dalam sejarah medis Cina, bawang hijau, jahe, danbawang Putih digunakan secara luas sejak dari Zaman kuno di kalangan rakyat jelata sebagai obat-obat yang efeklif dan penyedap masakan, keduanya sangat berharga bagi kesehatan.

Sumber:  Terapi Jahe & Bawang Putih (Wang Fuchun Duan Yuhua & Eddy Soetrisno)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar